Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus
yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. Penalaran ini
memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain
yang serupa. Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk
mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat, untuk itu penalaran
induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski
premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah,
kesimpulannya belum tentu benar, tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang
untuk benar. Penalaran induktif bukan merupakan prediksi yang
benar-benar akurat. Induktif bisa dihasilkan karena pengulangan-pengulangan
secara terus menerus. Misalkan si ibu selalu sedih ketika anaknya selalu pulang
ke rumah tengah malam sambil teriak-teriak minta dibukakan pintu karena dia
mabuk. Dengan demikian si pemuda (secara instingtif atau behavioristis)
memiliki pengetahuan kasus pembiasaan yang diulang-ulang.Si Ibu sampai pada
kesimpulan bahwa jika anaknya datang tengah malam sambil marah-marah itu
berarti dia sedang mabuk. Ini merupakan kesimpulan umumnya. Padahal bias saja
si anak marah bukan karena dia mabuk. Disini terdapat satu bukti rasional bahwa
penalaran induktif bisa jadi menghasilkan kesimpulan yang berbahaya dan salah
kaprah. Pengetahuan kita yang bersumber dari penalaran atau pemikiran induktif
bisa jadi salah.
Penalaran induksi seringkali dikaitkan dengan sebuah korelasi atau hubungan
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dua buah kejadian yang
berbeda. Hasil-hasil kesimpulan secara induksi juga dikaitkan dengan kausalitas
sebuah kejadian. Karena sedemikian sering kejadian A diikuti oleh kejadian B,
maka diambil kesimpulan bahwa kejadian A merupakan penyebab kejadian B.
Penalaran induktif memang membantu kita dalam memahami, memprediksi, dan
mengontrol sesuatu. Namun tidak semua hal bisa dipercaya dengan melakukan
penalaran induktif. Penalaran induktif sekarang ini masih sering digunakan
sebagai salah satu pengetahuan yang “ilmiah” dalam persoalan-persoalan
kehidupan. Baik itu kesehatan, biologi, psikologi dan sebagainya. Contoh nyata
dari aplikasi penalaran induktif adalah penelitian-penelitian yang bersifat
statistikal yang mendasarkan pada sampel-sampel.
0 komentar:
Posting Komentar