SEMUR JENGKOL, siapa yang tidak pernah mendengar makanan khas Indonesia
asli Betawi yang satu ini? Semua orang pasti mengetahuinya, tapi tidak semua
orang menyukainya, dikarenakan setelah memakannya dapat menimbulkan bau mulut yang
menusuk. Banyak orang yang suka dengan makanan yang satu ini, tapi setelah
memakannya, mereka sibuk dan berusaha menghilangkan bau yang ditimbulkan oleh
makanan tersebut. Kalau tidak ingin mulut menjadi bau setelah makan jengkol, ya
makan pete aja, pasti mulutnya tidak bau jengkol lagi. Hehehe...
Jengkol termasuk tanaman
polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng
berbelit, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna
coklat mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap setelah diolah dan
diproses oleh pencernaan. Kenapa
Jengkol itu punya bau yang menusuk??? Tidak jauh dari penyebab kenapa petai
bau, penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang terkandung di
dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung
unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang
lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang
sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk
dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau. Membuat
semur jengkol sebenarnya
cukup mudah, agar aroma jengkolnya tidak terlalu
menyengat, sebelum disemur, jengkol direbus menggunakan serai dan tambahan
garam.
Dibalik bau jengkol yang menusuk, jengkol
juga memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. setelah diteliti dan diuji labolatorium,
ternyata jengkol mengandung
serat yang tinggi, asam jengkolat, vitamin (meskipun belum jelas jenisnya) dan
juga mineral. Adapun khasiat dari jengkol menurut para ahli kesehatan sebagai berikut :
·
Dapat memperlancar proses buang
air besar / cuci perut, ini dikarenakan jengkol mengandung serat yang tinggi.
·
Kemudian jengkol juga dapat
mencegah penyakit diabetes / kencing manis, mungkin karena kandungan asam dan
mineralnya.
·
Dan yang ketiga ternyata jengkol
dapat mencegah penyakit jantung koroner
·
Selain itu Pohon Jengkol
diperkirakan dapat menyerap air lebih banyak dibanding tumbuhan lain. Dengan
kata lain dengan ditanaminya pohon Jengkol di lereng-lereng gunung dan bukit
disekitar sumber mata air di Bogor maka kemungkinan besar terjadinya banjir
akan sangat kecil.
Meskipun begitu, mengkonsumsi jengkol
yang terlalu banyak dapat mengakibatkan keracunan, yang dalam bahasa Sundanya
dikenal sebagai jengkoleun. Keracunan terjadi karena adanya penghambatan
saluran kencing (tractus urogenitalis) oleh endapan kristal asam jengkolat.
Tanda-tanda terkena jengkoleun biasanya muncul rasa pegal hebat di pinggang,
berlanjut menjadi nyeri melilit. Sulit buang air kecil dan ketika kencing
rasanya sakit bukan main bahkan kerap bercampur darah. Penderita
bisa mengalami kejang-kejang karena menahan sakit luar biasa. Namun setelah
beberapa jam, gejala akan hilang dengan sendirinya. Hal itu dimungkinkan sebab
di dalam jengkol yang nama latinnya Pithecolobium jiringa terdapat senyawa
bernama asam jengkolat. Jika Ph darah kita netral, asam jengkolat aman-aman
saja. Tapi kalau cenderung asam (pH kurang dari 7), asam jengkolat membentuk
kristal tak larut. Tetapi tidak semua orang bisa terkena jengkolan, jengkolan
bisa disebabkan banyak faktor seperti seberapa banyak mengkonsumsi jengkol dan
tingkat kerentanan seseorang. Orang yang rentan, mengkonsumsi sedikit jengkol
saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Apa yang mempengaruhi kerentanan
seseorang terhadap asam jengkolat belum jelas, tapi diduga akibat faktor
genetik dan lingkungan.
Sumber : my.opera.com/ERROESYADIE/blog/show.dml/14862522
0 komentar:
Posting Komentar