Jumat, 23 Maret 2012

Makanan Khas di Indonesia


SEMUR JENGKOL, siapa yang tidak pernah mendengar makanan khas Indonesia asli Betawi yang satu ini? Semua orang pasti mengetahuinya, tapi tidak semua orang menyukainya, dikarenakan setelah memakannya dapat menimbulkan bau mulut yang menusuk. Banyak orang yang suka dengan makanan yang satu ini, tapi setelah memakannya, mereka sibuk dan berusaha menghilangkan bau yang ditimbulkan oleh makanan tersebut. Kalau tidak ingin mulut menjadi bau setelah makan jengkol, ya makan pete aja, pasti mulutnya tidak bau jengkol lagi. Hehehe...
Jengkol termasuk tanaman polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap setelah diolah dan diproses oleh pencernaan. Kenapa Jengkol itu punya bau yang menusuk??? Tidak jauh dari penyebab kenapa petai bau, penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau. Membuat semur jengkol sebenarnya cukup mudah, agar aroma jengkolnya tidak terlalu menyengat, sebelum disemur, jengkol direbus menggunakan serai dan tambahan garam.
Dibalik bau jengkol yang menusuk, jengkol juga memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. setelah diteliti dan diuji labolatorium, ternyata jengkol mengandung serat yang tinggi, asam jengkolat, vitamin (meskipun belum jelas jenisnya) dan juga mineral. Adapun khasiat dari jengkol menurut para ahli kesehatan sebagai berikut :
·         Dapat memperlancar proses buang air besar / cuci perut, ini dikarenakan jengkol mengandung serat yang tinggi.
·         Kemudian jengkol juga dapat mencegah penyakit diabetes / kencing manis, mungkin karena kandungan asam dan mineralnya.
·         Dan yang ketiga ternyata jengkol dapat mencegah penyakit jantung koroner
·         Selain itu Pohon Jengkol diperkirakan dapat menyerap air lebih banyak dibanding tumbuhan lain. Dengan kata lain dengan ditanaminya pohon Jengkol di lereng-lereng gunung dan bukit disekitar sumber mata air di Bogor maka kemungkinan besar terjadinya banjir akan sangat kecil.
Meskipun begitu, mengkonsumsi jengkol yang terlalu banyak dapat mengakibatkan keracunan, yang dalam bahasa Sundanya dikenal sebagai jengkoleun. Keracunan terjadi karena adanya penghambatan saluran kencing (tractus urogenitalis) oleh endapan kristal asam jengkolat. Tanda-tanda terkena jengkoleun biasanya muncul rasa pegal hebat di pinggang, berlanjut menjadi nyeri melilit. Sulit buang air kecil dan ketika kencing rasanya sakit bukan main bahkan kerap bercampur darah. Penderita bisa mengalami kejang-kejang karena menahan sakit luar biasa. Namun setelah beberapa jam, gejala akan hilang dengan sendirinya. Hal itu dimungkinkan sebab di dalam jengkol yang nama latinnya Pithecolobium jiringa terdapat senyawa bernama asam jengkolat. Jika Ph darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja. Tapi kalau cenderung asam (pH kurang dari 7), asam jengkolat membentuk kristal tak larut. Tetapi tidak semua orang bisa terkena jengkolan, jengkolan bisa disebabkan banyak faktor seperti seberapa banyak mengkonsumsi jengkol dan tingkat kerentanan seseorang. Orang yang rentan, mengkonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Apa yang mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat belum jelas, tapi diduga akibat faktor genetik dan lingkungan.
Sumber : my.opera.com/ERROESYADIE/blog/show.dml/14862522


0 komentar:

Posting Komentar